Diazepam
MAKALAH
DIAZEPAM
SEBAGAI OBAT PENENANG
Disusun Oleh :
1. Elva Norlianti
NIM
: J1E114011
2. Siti Istitha’atur Rafidah
NIM
: J1E114037
Asisten
1. Muhamad Iqbal Fadillah
NIM
: J1E111012
2. Fahrina Husiana
NIM
: J1E112025
PROGRAM
STUDI FARMASI S-1
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah
ini dibuat dan telah disetujui sebagai tugas asistensi mahasiswa baru Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi tahun 2014.
Judul : Diazepam sebagai obat penenang.
1.
Elva Norlianti 2. Siti Istitha’atur
Rafidah
NIM J1E114011 NIM J1E114037
Banjarbaru, September 2014
Asisten
TTD TTD
Muhamad Iqbal Fadillah Fahrina Husiana
NIM J1E111012 NIM J1E112025
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Diazepam sebagai obat penenang”. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas asistensi mahasiswa baru.
Dalam penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada asisten pembimbing : Muhamad Iqbal Fadillah dan Fahrina Husiana.
Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.
Banjarbaru, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i
LEMBAR
PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA
PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR
ISI................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
I.1
LATAR BELAKANG............................................................................. 1
I.2
RUMUSAN MASALAH........................................................................ 1
I.3
TUJUAN.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
II.1
PROFIL OBAT...................................................................................... 3
II.2
INDIKASI.............................................................................................. 4
II.3
MEKANISME KERJA.......................................................................... 4
II.4
EFEK SAMPING................................................................................... 4
II.5
DOSIS..................................................................................................... 5
II.6
KONTRA INDIKASI............................................................................ 5
BAB III PENUTUP..................................................................................... 6
III.1
KESIMPULAN..................................................................................... 6
III.2
SARAN................................................................................................. 6
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 7
LAMPIRAN..................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Insomnia merupakan fenomena yang dapat terjadi pada
siapa saja, dan juga tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi pada mahasiswa.
Waktu tidur malam pada orang dewasa pada umumnya selama 7 jam menjadi tidak
terpenuhi karena disebabkan insomnia.
Insomnia biasa terjadi sebagai reaksi keadaan yang
penuh tekanan (Lichstein & Morin, 2000). Faktor psikologis juga memegang
peran utama terhadap kecenderungan insomnia. Faktor kecemasan, ketegangan dan
ketidakpastian hidup menyebabkan gangguan insomnia. Kecemasan terjadi jika
suatu situasi atau obyek tertentu yang
tidak nyata dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan atau mengancam.
Kecemasan yang mengakibatkan insomnia ini pada
akhirnya banyak membuat penderita yang mencoba untuk mencari obat penenang
sebagai solusi untuk membantu masalah kecemasan yang dihadapi, salah satunya adalah
dengan mengonsumsi diazepam.
Diazepam merupakan obat yang termasuk dalam golongan psikotropika sehingga pembelian obat ini harus berdasarkan resep dokter. Diazepam
termasuk Psikotropika golongan IV (empat) yaitu psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan,
serta mempunyai potensi ringan yang mengakibatkan sindrom ketergantungan
(Universitas Islam Indonesia, 2012).
I.2
RUMUSAN MASALAH
Batasan masalah dari makalah ini adalah :
1.
Bagaimana profil obat diazepam?
2.
Apa saja indikasi dari obat diazepam?
3.
Bagaimana mekanisme kerja dari obat
diazepam?
4.
Apa efek samping dari obat diazepam?
5.
Berapa dosis yang diberikan untuk
mengonsumsi obat diazepam?
6.
Apa saja kontraindikasi dari obat
diazepam?
I.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui profil obat diazepam.
2.
Untuk mengetahui indikasi dari obat
diazepam.
3.
Untuk mengetahui mekanisme kerja dari
obat diazepam.
4.
Untuk mengetahui efek samping dari obat
diazepam.
5. Untuk
mengetahui dosis yang diberikan dalam penggunaan obat diazepam.
6.
Untuk mengetahui kontraindikasi dari
obat diazepam.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1. Profil
Obat
Diazepam adalah senyawa kristal yang tidak berwarna
atau agak kekuningan yang sukar larut dalam air, tidak larut dalam air, mudah
larut dalam kloroform P (Depkes RI, 1979). Merupakan obat penenang sistem saraf
pusat, mempengaruhi fungsi tubuh maupun perilaku seseorang, mengubah suasana
hati dan perasaan. Diazepam termasuk obat kimia yang digolongkan sebagai
antidepresan yang dapat menurunkan ansietas, bersifat sedatif dan hipnotik,
antikonvulsan (Mycek et al, 2001). Diazepam
termasuk dalam golongan psikotropika. Rumus struktur kimiawi diazepam adalah 7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-venil-2H-1,4-benzoldiazepin-2on
(Depkes RI, 1979).
Adapun
nama dagang dan sediaan dari diazepam adalah :
1.
Diazepam (generik) tablet 2 mg, 5 mg
(P).
2.
Lovium (Phalos) tablet 2 mg, 5 mg (P).
3.
Mentalium (Soho) tablet 2 mg, 5 mg, 10
mg (P).
4.
Paralium (Prafa) cairan injeksi 5 mg/ml
(P).
5.
Stesolid (Dumex, Alpharma Indonesia)
cairan injeksi 10 mg/2 ml, sirup 2 mg/5 ml, enema 5 mg/2,5 ml, 10 mg/2,5 ml,
tablet 2 mg, 5 mg (P).
6.
Trankinon (Combiphar) tablet 2 mg, 5 mg
(P).
7.
Valium (Roche Indonesia) cairan injeksi
5 mg/ml, tablet 2 mg, 5 mg (P).
8.
Validex (Dexa Medica) tablet 2 mg, 5 mg
(P).
9.
Valisanbe (Sanbe) tablet 2 mg, 5 mg (P)
(Sukandar. 2008).
Diazepam yang digunakan sebagai sedatif dan hipnotik
untuk mengontrol kecemasan dan ketegangan, anti kejang untuk mengontrol
epilepsi dan antispatik untuk spasma otot. Absorpsi obat dalam saluran cerna
cepat dan sempurna (Suswandono et al, 1995).
II.2.
Indikasi
Indikasi dari penggunaan obat diazepam adalah pemakaian
jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut,
status epilepitikus, kejang demam, spasme otot. Obat ini juga diperlukan untuk
mengatasi gemeteran, kegilaan, halusinasi akibat mengkonsumsi alkohol dan dapat
menyerang secara tiba-tiba (BPOM RI, 2008).
II.3.
Mekanisme
Kerja
Diazepam yang masuk ke dalam tubuh akan
dimetabolisme dengan bantuan sitokrom P 450. Kerja enzim sitokrom P 450 di
jaringan lain selain eritrosit akan membentuk superoksida. Dalam eritrosit
sendiri superoksida terbentuk melalui auto
oksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin. Superoksida ini dapat
menyebabkan cedera sel yang berakibat pada kematian sel dan menyebabkan
pelepasan ion besi dari feritin sehingga dapat mempengaruhi hemoglobin (Harper,
1979). Oleh karena itu, secara tidak langsung diazepam dapat mempengaruhi
hematopoiesis melalui efek-efek metabolik dan menghambat proliferasi semua
elemen seluler di dalam sumsum tulang (Rahmawati, 2012).
II.4. Efek
Samping
Efek samping yang sering terjadi adalah pusing,
mengantuk, kelemahan otot, ataksia, reaksi paradoksikal dalam agresi, gangguan
mental, amnesia, ketergantungan, depresi pernapasan, kepala terasa ringan hari
berikutnya dan bingung. Efek samping yang kadang-kadang terjadi adalah nyeri
kepala, fertigo, hipotensi, perubahan salifasi, gangguan saluran cerna, ruam,
gangguan penglihatan, perubahan libido, retensi urin, dilaporkan juga kelainan
darah dan sakit kuning, pada injeksi intravena terjadi : nyeri, tromboflebitis
dan jarang apneu atau hipotensi (BPOM RI, 2008).
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan obat diazepam ialah dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau
mengoperasikan mesin, hamil, menyusui, bayi, usia lanjut, penyakit hepar dan
ginjal, penyakit pernafasan, kelemahan otot, riwayat penyalahgunaan obat atau
alkohol, kelainan kepribadian yang nyata, kurangi dosis pada usia lanjut, dan
debil, hindari pemakaian jangka panjang, peringatan khusus untuk injeksi IV
porfiria (Sukandar et al, 2008).
II.5.
Dosis
Untuk pemberian dosis pada oral ansietas 2 mg 3
kali/hari, dinaikkan bila perlu sampai 15-30 mg/hari dalam dosis terbagi. Untuk
lansia atau debil dosis setengahnya. Insomnia yang disertai ansietas 5-15 mg
sebelum tidur.
Injeksi intramuscular atau injeksi intravena lambat
(ke dalam vena yang besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit) untuk
ansietas akut berat, pengendalian serangan panik akut dan putus alkohol akut :
10 mg diulangi bila perlu setelah tidak kurang dari 4 jam.
Injeksi intravena : 10-20 mg, kecepatan 0,5 ml (2,5
mg) per 30 detik. Ulang bila perlu setelah 30-60 menit. Mungkin dilanjutkan
dengan infus intravena sampai maksimal 3 mg/kg bb dalam 24 jam ANAK: 200-300
mcg/kg bb atau 1 mg/tahun umur. REKTAL : dewasa atau anak lebih dari 3 tahun 10
mg; anak 13 tahun dan lansia : 5 mg ulang setelah 5 menit bila perlu.
Untuk ansietas apabila pemberian oral tidak dapat
dilakukan obat diberikan melalui rectum sebagai supositoria : 10-30 mg (dosis
lebih tinggi terbagi).
(BPOM RI, 2008).
II.6. Kontra
Indikasi
Depresi pernapasan, gangguan hati berat, miastenia
gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik,
glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan,
bayi prematur; tidak boleh digunakan sendirian pada depresi atau ansietas
dengan depresi (BPOM RI, 2008).
BAB
III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari pembahasan di atas
adalah :
1.
Diazepam merupakan obat penenang sistem
saraf pusat yang mempengaruhi fungsi tubuh maupun perilaku seseorang, mengubah
suasana hati dan perasaan.
2.
Efek samping yang sering diakibatkan
dari penggunaan obat diazepam adalah pusing, mengantuk, kelemahan otot,
ataksia, reaksi paradoksikal dalam agresi, gangguan mental, amnesia,
ketergantungan, depresi pernapasan, kepala terasa ringan hari berikutnya dan
bingung.
3.
Nama dagang dari diazepam : Diazepam
(generik), Lovium (Phalos), Mentalium (Soho),
Paralium (Prafa), Stesolid (Dumex, Alpharma Indonesia), Trankinon
(Combiphar), Valium (Roche Indonesia), Validex (Dexa Medica).
III.2
SARAN
Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika
ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis
mengharapkan agar lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku lainnya yang
berkaitan dengan judul “Diazepam sebagai obat penenang”.
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami. Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong
mahasiswa berpikir aktif dan kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Adeleyna, N. 2008. Analisis Insomnia. 2.
BPOM
RI, 2008. Informatorium Obat Nasional
Indonesia 2008. Badan POM RI, KOPERPOM. CV Sagung Seto. Jakarta.
Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia. Depkes RI. Jakarta.
Mycek,
M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C. 2001.
Farmakologi Ed. 2. Widya Medika. Jakarta.
Rahmawati, H.,
Silvana, T. Pengaruh Pemberian Diazepam, Formalin &
Minuman Beralkohol terhadap Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Mencit Mus
Musculus L. 2.
0 Comment blog vaenggg :