Asal Nama Desa Tumbang Bukoi
Desa Tumbang Bukoi adalah desa paling ujung di hulu
sungai Kapuas. Terletak di tepi kiri, di hulunya ada riam Rukap yang tidak
terlalu panjang, namun hawanya sangat sejuk karena lebatnya pepohonan.
Dahulu kala,
sekelompok warga suku Dayak mencari sebuah pemukiman baru. Di masa itu, penduduk
hidup dari berladang, jika kesuburan tanah berkurang, mereka akan berpindah
mencari hutan baru untuk digarap. Mereka berhari-hari mudik, kecuali berhenti
pada malam hari untuk istirahat. Ketika berada di depan sebuah sungai, mereka
berhenti dan membuka bekal untuk memasak. Perbuatan membuka sesuatu yang
tersimpan dalam bahasa Dayak ngaju adalah mukei, sedangkan dalam bahasa Dayak
Ot Danum adalah bukoi. Beberapa orang kemudian naik ke atas tebing dan melihat
keadaan. Ternyata, tempat itu menjadi pilihan mereka dan merasa nyaman tinggal
di tempat itu.
Desa Tumbang Bukoi
termasuk wilayah kecamatan Hulu kabupaten Kapuas. Tempat ini sangat cocok untuk
dibina lebih lanjut menjadi sebuah obyek wisata serta olahraga arung jeram.
Tumbang Bukoi most tip
is the village in the Upper Kapuas River. Located on the left bank, in
the upper reaches there Rukap cascade that is
not too long, but the weather is very
cool because the bushy
trees.
Long
ago, a group of Dayak tribes looking
for a new settlement. In those days, people
live from farming,
if soil fertility is reduced, they will
move to find a
new forest for cultivation. They were going
home for days, except for stopping at night to
rest. When in front
of a river, they
stop and open the
stock for cooking.
The act opened something
that saved the
Dayak languages Ngaju
is mukei, whereas
in Ot Danum
Dayak languages are
bukoi. Some people
then climbed up
the cliff and see the circumstances. Apparently, it becomes their
choice and feel comfortable
stay in place.
Tumbang
Bukoi including districts
of Kapuas Hulu regency.
This place is very suitable to be developed
further into a
tourist attraction as well as rafting sport.
0 Comment blog vaenggg :