Global Warming yang berhubungan dengan efek rumah kaca dan reboisasi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama-tama
kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “Global Warming
yang berhubungan dengan efek rumah kaca dan reboisasi”.
Shalawat
serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan
menuju alam terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta
kasih terhadap sesama umat.
Kami
menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan
selanjutnya. Selain itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini,
diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal Alamin .....
Wasalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………3
A. Latar
Belakang ...……………………………………………3
B. Rumusan
Masalah.……………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………5
A. Pengertian Pemanasan Global…………………………………5
B. Penyebab Pemanasan Global ....………………………………6
C. Dampak Pemanasan Global...…………………………………8
D. Pengertian Efek Rumah Kaca…………………………………9
E. Hubungan
Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca..…………………………………………………………12
F.
Cara-cara
Menanggulangi Pemanasan Global….....…………12
BAB
III PENUTUP.....……………………………………………………16
A. Kesimpulan..…………………………………………………16
B. Kritik
dan Saran..……….……………………………………16
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Saat ini
perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering
disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat
menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun,
tidak hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek
ini, tetapi juga dampak-dampak negatif. Misalnya saja, berkat adanya kemajuan
iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh
ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang
mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat. Namun asap dari
kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca apabila
kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada
pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, pembakaran
hutan juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat.
Masalah
lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur
rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6
derajat celcius. Lalu kembali menurun 0,3 derajat celcius dari tahun 1940-1975.
Kemudian naik secara perlahan-lahan sejak tahun 1975.
Masalah-masalah
lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih saat ini berhembus masalah
yang lebih besar mengenai global warming dan efek rumah kaca.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut “Faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi pemanasan global (global warming), efek rumah kaca, dan cara mengendalikannya?”.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemanasan Global
Pemanasan Global (global warming)
adalah
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi
gas-gas rumah kaca di atmosfer
yang kemudian menyebabkan perubahan dalam iklim, seperti meningkatnya curah hujan
di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di
belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan
kenaikan suhu.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ±0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan
dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0
hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan
angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model
sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus
pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan
akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas
rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah
mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan
bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan
bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau
untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah
pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Dahulu,
semua perubahan iklim berjalan secara alami. Tetapi dengan adanya Revolusi
Industri, manusia mulai mengubah iklim dan lingkungan tempatnya hidup melalui
tindakan-tindakan agrikultural dan industri. Revolusi Industri adalah saat
dimana manusia mulai menggunakan mesin untuk mempermudah hidupnya. Revolusi ini
dimulai sekitar 200 tahun lalu dan mengubah gaya hidup manusia. Sebelumnya,
manusia hanya melepas sedikit gas ke atmosfir, namun saat ini dengan 'bantuan'
pertumbuhan penduduk, pembakaran bahan bakar fosil, dan penebangan hutan,
manusia mempengaruhi perubahan komposisi gas di atmosfir.
B.
Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan
global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas
rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan
manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama
adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara,
minyak bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan.
Asam
nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan
disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs
merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global,
tetapi sekarang dihapus dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida,
chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi
di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara lautan dan
vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang
berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari
gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat
pemanasan global.
Sepanjang
seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar
70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut
berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang
mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk
keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan energi yang tak dapat
habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro), yang
dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun
miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi
yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
Penggundulan
hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon
bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis,
sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.
C.
Dampak Pemanasan Global
Pemanasan
global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik seperti
pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna
tertentu, migrasi fauna serta hama penyakit, dan sebagainya. Sedangkan dampak
bagi aktivitas negara-ekonomi masyarakat meliputi :
1. Gangguan terhadap fungsi kawasan
pesisir dan kota pantai.
2. Gangguan terhadap fungsi prasarana
dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara.
3. Gangguan terhadap permukiman
penduduk.
4. Pengurangan produktivitas lahan
pertanian.
5. Peningkatan resiko kanker dan wabah
penyakit.
Dampak-dampak lainnya :
1. Musnahnya berbagai jenis
keanekragaman hayati.
2. Meningkatnya frekuensi dan
intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
3. Mencairnya es dan glasier di kutub.
4. Meningkatnya jumlah tanah kering
yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan.
5. Kenaikan permukaan laut hingga
menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut
naik hingga 15 – 95 cm.
6. Kenaikan suhu air laut menyebabkan
terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di
seluruh dunia.
7. Meningkatnya frekuensi kebakaran
hutan.
8. Menyebarnya penyakit-penyakit
tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi
serangga (nyamuk).
9. Daerah-daerah tertentu menjadi padat
dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
Dalam perubahan iklim, para ilmuwan
memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian utara dari belahan
Bumi Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Daerah-daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat. Beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca
menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Pemanasan
global berpengaruh pada peningkatan permukaan laut. Ketika atmosfer menghangat,
lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar
dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es
di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di
laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10
inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
D.
Pengertian Efek Rumah Kaca
1. Efek Rumah Kaca
Istilah efek rumah kaca (green house
effect) ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah
beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga
bunga-bungaan. Suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luar rumah
kaca. Konsentrasi CO2 yang tebal diatmosfer bumi menyebabkan emisi panas yang
dikeluarkan oleh makhluk ataupun benda lain di muka bumi tidak dapat dilepaskan
sehingga suhu bertambah panas di didalam lingkungan bumi.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari.
Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas
yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca
antara lain uap air, karbon dioksida,
sulfur
dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala
makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat
dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya
telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada
efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah
berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
2.
Rumah Kaca
Rumah
kaca atau rumah hijau adalah bangunan atau rumah yang seluruhnya terbuat dari
kaca atau plastik dan dibangun untuk budidaya berbagai jenis tanaman, terutama
diwaktu musim dingin.
Cara kerja rumah kaca
adalah panel-panel kacanya membiarkan sinar matahari masuk tetapi menjaga energi
panas yang disebabkannya hilang ke udara. Untuk mudahnya, bayangkan kalau kamu
masuk ke dalam mobil yang diparkir dibawah sinar matahari, joknya terasa panas
bukan? Begitu juga tanaman yang ada didalam rumah kaca, panas yang ditahan
menyebabkan tanaman dapat bertahan di musim dingin.
3.
Gas Rumah Kaca
Ada beberapa gas
diatmosfir yang berfungsi sebagai ‘penangkap’ energi panas matahari. Tanpa
gas-gas ini, panas akan hilang ke angkasa dan temperatur rata-rata Bumi dapat
menjadi 60ºF (33ºC) lebih dingin. Karena fungsinya sebagai penjaga hangatnya
Bumi, gas-gas ini kemudian disebut sebagai Gas Rumah Kaca (GRK). Yang termasuk
diantaranya adalah Karbon Dioksida (CO2), Nitro-Oksida (NO2), dan Metana (CH4).
E.
Hubungan
Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca
Bumi ini
sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk
ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan
kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di
atmosfer sehingga Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi
hewan, tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang
disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia
bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah
kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi
menjadi semakin panas.
F.
Cara-cara Menanggulangi Pemanasan
Global
Ada dua
pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon
sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah
kaca.
Cara yang
paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan
reboisasi yang dapat mengantisipasi global warming. Pohon, terutama yang muda
dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh
dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di
banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan
pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini
adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin
bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbon
dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan
(menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak
bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini
di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal
ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia,
dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan
diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu
sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil.
Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada
abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk
kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad
ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan trend penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak
langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena
gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak
apalagi bila dibandingkan dengan batubara.
Walaupun
demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi
pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial
karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya. Untuk kendaraan
bermotor, perlu digunakan alat penyaring khusus gas buangan pada bagian knalpot
(tempat keluar gas buangan) yang dapatmenetralisirdan mengurangi dampak negatif
gas buangan tersebut. Bisa juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya (matahari) atau
biodisel. Perlu dikeluarkan regulasi tentang usia kendraan bermotor yang boleh
beroperasi agar tidak menimbulkan pencemaran.
Untuk
skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas buangan yang
baik. Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah
memperhatikan lingkungan sekitar. Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah
satu langkah untuk menahan laju karbondioksida yang berlebih diudara. Termasuk
penanaman pohon-pohon disepanjang jalan raya yang dapat menetralisir pencemaran
udara disepanjang jalan raya.Tetapi tidak melepas karbon dioksida sama sekali.
Selain itu
diperlukan juga adanya pengelolaan sampah.Pengelolaan sampah adalah
pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari
material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah
juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian
khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek
pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang,
berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial
dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah
Selain itu
perlu diadakan kerja sama internasional untuk mensukseskan pengurangan gas-gas
rumah kaca. Apabila pada suatu negara diterapkan peraturan kebijakan lingkungan
yang ketat, maka ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi
telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit
dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor
lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk
memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Oleh karena itu,
perlu adanya upaya yang serius, konsisten, dan kontinyu agar masalah kerusakan
lingkungan ini dapat diatasi atau diminimalisir.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemanasan
global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan
dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global
diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan
saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi
efeknya.
Seperti
dengan cara reboisasi, penanggulangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap
kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap
bumi ini maka pemanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi
ini.
B.
Saran
Kehidupan
ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari
itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita
memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar
kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk
menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop
global warming.
DAFTAR
PUSTAKA
0 Comment blog vaenggg :